Alasan Kenapa 2025 Jadi Tahun Pemulangan Data

Mengapa Repatriasi Data Menjadi Tren di 2025

Tahun 2025 diprediksi akan menjadi momen penting dalam dunia manajemen data, menandai kebangkitan tren repatiasi data. Ini adalah pergerakan strategis di mana organisasi memindahkan data dan aplikasi kembali dari lingkungan cloud publik ke infrastruktur on-premise atau privat mereka sendiri. Ada beberapa faktor utama yang mendorong pergeseran ini.

Faktor Kunci: Biaya Cloud yang Meningkat

Salah satu pendorong utama repatiasi data adalah realisasi tentang biaya operasional cloud jangka panjang. Meskipun awalnya cloud menawarkan efisiensi dan skalabilitas, bagi banyak organisasi, terutama dengan beban kerja yang besar dan stabil, biaya kumulatif penggunaan cloud, termasuk biaya egress (keluar), bisa menjadi sangat tinggi dan sulit diprediksi. Mengevaluasi kembali investasi cloud dan membandingkannya dengan biaya kepemilikan infrastruktur lokal yang telah matang menjadi pertimbangan serius.

Menjaga Kedaulatan Data dan Kepatuhan Regulasi

Peningkatan kesadaran akan pentingnya kedaulatan data dan pengetatan regulasi privasi data di berbagai yurisdiksi global juga memainkan peran krusial. Perusahaan semakin menyadari perlunya memiliki kontrol langsung atas lokasi fisik data sensitif mereka untuk memastikan kepatuhan hukum dan mengurangi risiko yang terkait dengan yurisdiksi cloud provider. Menyimpan data di infrastruktur lokal atau di wilayah geografis yang ditentukan oleh regulasi menjadi prioritas.

Meningkatkan Kinerja Melalui Infrastruktur Lokal

Untuk beban kerja tertentu yang membutuhkan latensi rendah dan kinerja yang sangat responsif, memindahkan data dan aplikasi kembali ke pusat data lokal atau edge bisa menawarkan keuntungan signifikan. Mengurangi jarak fisik antara data dan pengguna atau sistem yang memprosesnya dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan efisiensi operasional untuk aplikasi kritis waktu.

Memahami Tantangan dan Strategi Repatriasi Data

BACA JUGA:  Jaga Bandara!

Meskipun ada dorongan kuat untuk repatiasi data, proses ini bukannya tanpa tantangan. Kompleksitas migrasi data dalam skala besar, kebutuhan untuk mengelola kembali infrastruktur lokal, dan memastikan keterampilan SDM yang memadai adalah beberapa hambatan. Oleh karena itu, banyak organisasi mengadopsi pendekatan bertahap dan mempertimbangkan strategi hibrida yang memadukan aset on-premise dengan layanan cloud yang dipilih secara strategis. 2025 akan melihat lebih banyak organisasi menyeimbangkan portofolio data mereka untuk mencapai efisiensi, kepatuhan, dan kinerja yang optimal.

Sumber: https://datacentrereview.com/2025/06/why-2025-is-the-year-of-data-repatriation/